Rumah adalah salah satu persyaratan
pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia,
dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat
tinggal di gua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal
di hutan - hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah
membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan
peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia
telah mencoba mendesain rumahnya,
dengan ide mereka masing-masing
yang dengan sendirinya berdasarkan
kebudayaan masyarakat setempat dan memhangun rumah mereka dengan bahan yang
ada.
Faktor - faktor yang perlu
diperhatikan dalam. membangun suatu rumah
1 Faktor lingkungan,
baik lingkungan fisik, biologis ataupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun
suatu rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan. Di
pegunungan atau di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin
ataukah di daerah panas, di daerah dekat gunung merapi (daerah gempa) atau di
daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu
disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya, dan
lain sebagainya. Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang
ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
2 Tingkat kemampuan
ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat
yang murah misal bambu, kayu atap rubia dan sebagainya adalah merupakan
bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah
bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan
seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu
dipertimbangkan.
3. Teknologi yang
dimiliki oleh masyarakat
Pada dewasa ini teknologi
per-umahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi
modern itu sangat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh
masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya, sudah mempunyai
teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan
teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat
tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi, dan
mempertahankan segi-segi yang sudah positif.
4. Kebijaksanaan
(peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tahah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem,
namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Syarat-syarat
rumah yang sehatl. BAHAN BANGUNAN
a. Lantai: ubin atau semen adalah
baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering
terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh
karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat
yang penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah
pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu)
dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang
bera(, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan
sarang penyakit.
b. Dinding: Tembok
adalah baik, namun di samping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk
daerah tropis, lebih ¬lebih-bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di
daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan. Sebab
meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan
tcrsebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. atap genteng adalah
umum dipakai baik diperkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng
adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan
bahkan masyarakal dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat
pcdesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun
dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
di samping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
d.Lain-lain (tiang, kaso dan
reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso
dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan
lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus
yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotangnya harus menurut ruas-ruas
bambu tersebut,, apabiia tidak pada ruas, maka lubang pada ujung-ujung bambu
yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. VENTILASI
Ventilasi rumah mempunyai banyak
fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah
tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh
penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan
menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media
yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri¬bakteri penyebab penyakit).
Fungsi kedua dari pada ventilasi
adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri
patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri
yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga
agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni:
a) Ventilasi alamiah, di
mana aliran udara di dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui
jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang
pada dinding dan sebagainya. Di
pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga
merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga
lainnya ke dalam rumah. Untuk itu
harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari
gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu
dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut,
misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok
dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem
pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak mandeg atau
membalik lagi, harus mengalir. Artinya-di dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk
dan keluarnya udara.
3.PENCAHAYAAN
Rumam yang sehat memerlukan cahaya
yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk
ke dalam ruangan rumah, terutama
cahaya mata hari di samping kurang nyaman, juga
merupakan media atau tempat yang
baik
untuk hidup dan berkembangnya
bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan
menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan
menjadi 2, yakni:
a) Cahaya alamiah, yakni
matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen di
dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
Seyogianya jalan masuk cahaya
(jendela) luasnya sekurang¬kurangnya 15 %
sampai 20% dari luas lantai yang
terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan di dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan,
tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai
ventilasi, juga sebagai jalan masuk
cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus
diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai
(bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah
tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga
diusahakan dengan genteng kaca. Genteng
kaca pun dapat dibuat secara
sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa
waktu pembuatannya,kemudian
menutupnya dengan pecahan kaca.
b) Cahaya buatan, yaitu
menggunakan sumber cahaya yang ,tapi bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah,
listrik, api dan sebagainya.
4. LUAS BANGUNAN
RUMAH
Luas lantai bangunan rumah sehat
harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya
luas lantai bangunan tersebut harus
disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan
perjubelan (overcrowded). Hal ini
tidak sehat, sebab di samping menyebabkan
kurangnya konsumsiO2 juga bila
salah satu anggota keluarga terkena penyakit
infeksi, akan mudah menular kepada
anggota keluarga yang lain. Luas bangunan
yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 - 3 m2 untuk tiap orang
(tiap anggota keluarga).
5.FASILITAS
Fasilitas fasilitas di dalam Rumah
Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai
fasititas-fasilitas sebagai berikut:
a. penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
g. Gudang tempat penyimpanan,
gudang ini biasa merupakan bagian dari rumah
ataupun bangunan tersendiri
h. Kandang ternak, ini daerah
pedesaan sebaiknya kandang ternak terpisah dari
rumah dan jangan disimpan dibawah
kolom rumah ataupun dipekarangan
Daftar Pustaka
Soekidjo Notoatmojo, IKM,
rineka cipta,1997
Haryoto,Kusnoputra, pengantar
kesehatan lingkungan, bursa buku FKM-UI,1984
0 comments:
Post a Comment