Monday, May 7, 2012

Asma, Dapat Kita Kontrol


Di dunia, setiap hari Selasa pekan pertama di bulan Mei diperingati sebagai Hari ASMA. Dan di tahun 2012 ini, jatuh pada tanggal  1 Mei serta diperingati dengan tetap mengangkat tema “You Can Control Your Asthma (Kita Dapat Kontrol Asma Kita)”. Asma sudah dikenal sejak jaman 450 SM dan banyak ditemukan di semua populasi manusia di dunia. Secara global satu dari 20 orang mengidap asma dan di Indonesia pada setiap 10 orang terdapat satu pasien asma, serta sebesar 60% nya merupakan pasien asma dari masyarakat golongan tidak mampu atau dhuafa.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau National Health Interview Survey dengan menggunakan kuesioner ISAAC(International Study on Asthma and Allergy in Children), mengemukakan bahwa, asma merupakan penyebab kematian kedelapan dari data yang ada dan di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2 % menjadi 5,4 %. WHO memperkirakan di tahun 2005 terdapat 255 ribu penderita meninggal dunia karena asma. Prevalensi asma pada anak di Indonesia cukup tinggi, terutama di kota-kota besar, hingga mencapai hampir 17 %.
Data dari RS Persahabatan sebagai salah satu pusat rumah sakit khusus paru di Indonesia, didapatkan data jumlah pasien asma yang masuk ruang gawat darurat mengalami peningkatan dari 1.653 pasien pada tahun 1998 menjadi 2,210 pada tahun 2000 dan meningkat 3 kali lipat di tahun 2011.
Asma merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa dihilangkan atau disembuhkan, namun bisa diusahakan untuk dikontrol atau dikendalikan agar tidak sering muncul pada pasiennya. Sehingga pasien asma dapat hidup dengan normal dan melaksanakan aktifitas kesehariannya sama seperti orang lainnya.
Dan asma merupakan suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru kita, dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya menyebabkan seseorang mengalami sesak nafas. Secara umum, tidak seperti penyakit lainnya, asma adalah keadaan yang reversibel/dapat kembali seperti semula. Namun jika tidak diobati, asma dapat menyebabkan peradangan saluran napas yang menahun dan tidak dapat kembali seperti semula.
Asma timbul karena faktor genetik / keturunan dan lingkungan. Asma tidak dapat timbul semata – mata hanya karna faktor lingkungan , namun juga harus di latar belakangi oleh adanya bawaan/keturunan yang memiliki asma. Asma juga erat hubungannya dengan alergi. Orang yang memiliki bawaan alergi seperti sering bersin di pagi hari, sering gatal – gatal jika makan/ minum sesuatu / terkena debu dan kotoran memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena asma. Pada pasien asma, saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti polusi udara (asap, debu dan zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat seperti bau parfum dan olahraga.
Angka peningkatan pasien asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga tersebut.
Beberapa  faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya asma pada anak dan dapat memicu timbulnya serangan asma, seperti asap rokok, polusi udara, batuk pilek berulang dan stres.
Secara umum, serangan asma dapat berupa sesak (pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas) dan sakit dada. Namun juga dapat berupa batuk – batuk yang berkepanjangan. Pada saat serangan yang lama ditangani, penderita dapat menjadi biru. Serangan asma dapat timbul karna dipengaruhi oleh berbagai pemicu seperti debu, kutu, bulu binatang, serangga, parfum, dan saat batuk/pilek. Menurut penelitian yang banyak dilakukan, kekambuhan seringnya serangan asma juga dapat dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan dan faktor sosioekonomi.
Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari pasien dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, pasien juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Ketika terjadi serangan asma, pada saluran nafas kita terjadi 3 hal sebagai berikut :
  1. Peradangan yang menimbulkan pembengkakan (oedeme)
  2. Produksi (sekresi) lendir meningkat yang menimbullkan penumpukan
  3. Sehingga saluran nafas menjadi terasa sempit.
ketiga hal tersebutlah yang memunculkan gejala-gejala berupa sesak, nyeri dada dan mengi pada pasien asma ketika mengalami serangan. Gejala-gejala tersebutlah yang sering menyebabkan pasien asma mengalami gangguan dalam melaksanakan aktifitas kesehariannya.
Biasanya gejala ini didapati pada pagi atau malam hari, pada udara dingin atau pada saat berolahraga. Timbulnya gejala – gejala ini sangat bervariasi pada setiap penderita asma. Serangan asma bisa terjadi dari sangat ringan sampai mengancam jiwa.
Target utama pengobatan asma adalah pencegahan timbulnya serangan asma. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari faktor penyebab timbulnya asma. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengidentifikasi pemicu pada penderita asma dan menghindarinya.
Pada saat serangan asma, pengobatannya adalah pemberian obat pelega saluran nafas (bronkodilator) yang dapat berbentuk obat yang diminum/dihirup untuk meredakan serangan dan obat pengencer lendir yang  berbentuk obat yang diminum (tablet atau sirup) agar lendir yang menumpuk menjadi encer dan dapat dikeluarkan melalui batuk. Seringkali, dokter memberikan pula  obat anti peradangan (steroid) untuk meredakan peradangan dan pembengkakan. Jika serangan tidak membaik, maka penderita harus segera dirujuk untuk medapatkan penanganan yang lebih intensif di rumah sakit.
Tergantung pada derajatnya, pada penderita yang cukup parah dengan angka kekambuhan yang tinggi, diberikan pengobatan jangka panjang yang wajib diminum oleh pasien asma sesuai anjuran dokter. Dianjurkan sekali pada pasien asma untuk menghindari asap rokok (perokok aktif atau pasif). Dan langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap pasien asma umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
Jadi, ASMA dapat kita kontrol !

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls