Hingga kini, penggunaan pemanis buatan dalam diet sehari-hari terus meningkat. Hal ini untuk menekan efek penambahan berat badan akibat tumpukan kalori dari gula biasa. Dengan adanya gula pengganti atau pemanis rendah kalori ini, anda bisa menikmati makanan manis tanpa menimbun terlalu banyak kalori. Tapi, apakah pemanis ini sepenuhnya aman?. Berikut uraiannya :
Pemanis buatan merupakan zat kimia atau komponen alami yang menawarkan rasa manis gula dengan jumlah kalori yang lebih sedikit. Menurut Prof F.G. Winarno, pemanis sintetik merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula. Pemanis buatan, jauh lebih manis dibandingkan gula. Karena itu, jumlah yang diperlukan juga lebih sedikit. Produk-produk yang dibuat dengan pemanis buatan mengandung kalori yang lebih rendah dibandingkan produk yang dibuat dengan gula. Karena itu, pemanis buatan seringkali digunakan sebagai bagian dari diet untuk menurunkan atau mengontrol berat badan.
Pengidap diabetes juga bisa menggunakan jenis pemanis ini karena bisa memaniskan makanan tanpa menaikkan kadar gula darah. Tapi, bukan berarti Anda bisa mengonsumsi makanan sesuka hati. Beberapa produk yang mengandung pemanis buatan, seperti yogurt bebas gula, masih bisa mempengaruhi kadar gula karena kandungan karbohidrat dan protein di dalamnya.
Beberapa makanan dengan label 'bebas gula', kemungkinan mengandung pemanis (seperti sorbitol dan mannitol) yang mengandung kalori dan bisa mempengaruhi kadar gula darah. Beberapa produk bebas gula juga mengandung tepung, yang juga bisa meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, makanan yang mengandung pemanis buatan mengandung kalori yang bisa melemahkan kemampuan Anda menurunkan berat badan dan mengontrol gula darah.
Menurut Ahli Gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Lanny Lestiani, jumlah asupan maksimum gula yang diperkenankan untuk pria sebesar 100 kalori (enam sendok teh) per hari dan wanita sekitar 150 kalori (sembilan sendok teh) per hari. Orang dengan aktivitas tinggi membutuhkan asupan lebih tinggi, sementara semakin tua, kebutuhan gula semakin rendah. Sementara Kementerian Kesehatan menganjurkan pembatasan konsumsi gula sampai 5 persen dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari.
Jenis Pemanis Buatan
Berikut beberapa jenis pemanis buatan yang beredar di pasar Indonesia :
Aspartame
Aspartame telah disetujui peredarannya oleh FDA pada tahun. Rasa manis pemanis buatan ini bisa mencapai 200 kali gula biasa. Aspartame merupakan sejenis bahan kimia yang dipecah menjadi phenylalanine, sehingga sangat berbahaya bagi mereka yang menderita Phenylketonuria. Menurut Samuel Pola Karta Sembiring, Phenylketonuria (PKU) merupakan kelainan yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh memetabolisme asam amino phenylalanine. Kelebihan fenilalanin itu dapat berakibat pada keterbelakangan mental. Insiden PKU kira-kira dari setiap 10.000 sampai 20.000 kelahiran. Biasanya orang kulit putih (kaukasia) dan orang oriental yang berpeluang besar menderita PKU. Untunglah, orang Indonesia hanya berpeluang kecil untuk menderita penyakit ini.
Aspartame telah disetujui peredarannya oleh FDA pada tahun. Rasa manis pemanis buatan ini bisa mencapai 200 kali gula biasa. Aspartame merupakan sejenis bahan kimia yang dipecah menjadi phenylalanine, sehingga sangat berbahaya bagi mereka yang menderita Phenylketonuria. Menurut Samuel Pola Karta Sembiring, Phenylketonuria (PKU) merupakan kelainan yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh memetabolisme asam amino phenylalanine. Kelebihan fenilalanin itu dapat berakibat pada keterbelakangan mental. Insiden PKU kira-kira dari setiap 10.000 sampai 20.000 kelahiran. Biasanya orang kulit putih (kaukasia) dan orang oriental yang berpeluang besar menderita PKU. Untunglah, orang Indonesia hanya berpeluang kecil untuk menderita penyakit ini.
Tapi secara keseluruhan Aspartame dianggap aman dikonsumsi oleh manusia. Pernyataan ini didukung oleh keterangan yang disampaikan organisasi kesehatan seperti dari USFDA, WHO,American Diabetes Association (ADA) dan sebagainya. ADA (www.diabetes.org/ada/aspartame) menyatakan bahwa tidak ada bukti yang ilmiah yang menghubungkan antara aspartam dengan masalah-masalah kesehatan bagi penderita diabetes.
Nama dagang yang dipakai untuk pemanis buatan ini adalan Equal dan Nutrasweet. kunci penggunaan pemanis buatan salah satunya aspartam adalah pada dosis penggunaannya. ADI (Acceptable Daily Intake) adalah batasan jumlah suatu bahan atau zat yang dapat dikonsusmi perkilogram berat badan per hari seumur hidup tanpa suatu resiko. FDA menetapkan untuk aspartam yaitu 50 miligram (mg) per kilogram berat badan.
Contoh dosis penggunaannya :
ADI = 50mg/kg BB. Asumsi satu sachet pemanis aspartam kurang lebih 40 mg aspartam dan dikonsumsi oleh seseorang dengan berat badan 50 kg, maka orang tersebut boleh mengkonsumsi sampai dengan 62 sachet pemanis aspartam dalam satu hari, suatu hal yang tidak mungkin terpenuhi.
Saccharin
Saccharin adalah pemanis buatan yang paling tua yang ditemukan pada tahun 1879. Rasa manisnya bisa mencapai 200-700 kali gula biasa. Pada tahun 1972 Saccharin dicurigai sebagai salah satu penyebab kanker. Banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan kecurigaan Saccharin dapat menyebabkan timbulnya kanker, akan tetapi National Cancer Institute Amerika tidak menemukan hubungan Saccharin dangan kanker. Sehingga pada tahun 2002 Saccharin dinyatakan aman dikonsumsi oleh manusia dan djual dengan nama dagang SweetN’ Low, Sweet Twin and Necta Sweet. ADI (Acceptable Daily Intake) saccharin yaitu 5 mg per kilogram berat badan.
Saccharin adalah pemanis buatan yang paling tua yang ditemukan pada tahun 1879. Rasa manisnya bisa mencapai 200-700 kali gula biasa. Pada tahun 1972 Saccharin dicurigai sebagai salah satu penyebab kanker. Banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan kecurigaan Saccharin dapat menyebabkan timbulnya kanker, akan tetapi National Cancer Institute Amerika tidak menemukan hubungan Saccharin dangan kanker. Sehingga pada tahun 2002 Saccharin dinyatakan aman dikonsumsi oleh manusia dan djual dengan nama dagang SweetN’ Low, Sweet Twin and Necta Sweet. ADI (Acceptable Daily Intake) saccharin yaitu 5 mg per kilogram berat badan.
Acesulfame K
Acesulfame-K disetujui untuk dikonsumsi pada tahun 1988 dan baru pada tahun 2003 diperkenalkan sebagai pemanis buatan pada umumnya. Acesulfame-K tidak diolah oleh tubuh sehingga tidak ada kalori yang diserap oleh tubuh. Rasa manisnya 200 kali lebih manis dari gula biasa. Pemanis buatan ini dijual dengan nama dagang Sweet One dan Sunett. ADI (Acceptable Daily Intake) untuk Acesulfam K yaitu 15 mg per kilogram berat badan.
Sucralose
Sucralose disetujui penggunaannya pada tahun 1999. Pemanis ini berasal dari gula pasir dan 600 kali lebih manis dari gula pasir. Pemanis ini tidak diserap oleh tubuh sehingga tidak menambah kalori bagi tubuh. Pemanis ini juga bisa digunakan untuk memasak. Nama dagang yang digunakan pemanis ini adalah Splenda. ADI (Acceptable Daily Intake) untuk Sucralose yaitu 5 mg per kilogram berat badan.
Menurut Dr Lanny Lestiani mengatakan “Sebelum Anda mengonsumsi pemanis buatan untuk kebutuhan diet, sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter gizi Anda. Sebab, konsumsi pemanis kimia itu memiliki efek berbeda bagi setiap orang”.
(Dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment