7
Penyebab Kecelakaan Kerja
Kita ketahui di RSUP Dr. Sardjito
memiliki banyak jenis potensi bahaya (hazard).
Namun ternyata diantara jenis-jenis bahaya tersebut ada satu jenis yang
nampaknya sederhana tapi justru berperan besar dalam mayoritas kecelakaan
kerja, jenis bahaya tersebut adalah behavioural
hazards / bahaya perilaku.
Perhatikan ±80% kecelakaan kerja
disebabkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan manusia ini erat kaitannya dengan
perilaku yang tidak aman (unsafe behaviour).
Kebanyakan orang cenderung melihat sesuatu untuk disalahkan ketika terjadinya
kecelakaan dan bukan mencari penyebab kecelakaan agar tidak terulang kembali.
Pertimbangkan penyebab kecelakaan
yang dijelaskan di bawah ini. Pernahkah Anda merasa bersalah terhadap tindakan
atau perilaku berikut ini? Jika ya, Anda mungkin tidak mengalami cidera saat
ini, tetapi mungkin saja lain kali.
1. Mengambil jalan pintas: tiap hari kita mengambil keputusan
dan berharap akan membuat pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien. Tetapi
apakah waktu yang cepat tersebut cukup aman bagi keselamatan kita ? Jalan
pintas menurunkan keselamatan kita dalam bekerja dan meningkatkan kemungkinan cidera.
Percaya atau tidak, perilaku yang aman-lah yang paling efisien dan efektif.
2. Percaya diri yang berlebih: Percaya diri itu bagus. Tetapi
terlalu percaya diri kadang tidak terlalu bagus karena dapat menyebabkan
prosedur kerja yang tidak benar dalam pekerjaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan
Anda cidera.
3. Memulai tugas dengan instruksi yang
tidak tuntas:
untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu
informasi yang tuntas. Pernahkan Anda melihat seorang pekerja disuruh melakukan
pekerjaan, hanya diberikan sebagian instruksi kerja? Jangan malu bertanya untuk
dijelaskan tentang prosedur kerja dan peringatan keselamatan. Hal ini tidaklah
membuat Anda bodoh bertanya tentang hal ini.
4. Kerapian yang buruk: ketika klien, manajer, atau petugas
keselamatan melewati area kerja Anda, kerapian adalah indikator yang akurat
menilai perilaku seseorang tentang kualitas, produktifitas dan keselamatan
kerja.
5. Tidak memperdulikan prosedur
keselamatan: tidak
memperdulikan prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda.
Anda digaji untuk mengikuti kebijakan keselamatan rumah sakit bukan membuat
aturan Anda sendiri.
6. Ganguan mental dari pekerjaan: memiliki hari yang buruk di rumah
dan cemas dengan permasalahan di rumah ketika di tempat kerja adalah kombinasi
yang berbahaya. Mental yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk
mengikuti prosedur kerja yang aman.
7. Gagal merencanakan pekerjaan: Bekerja dengan tergesa-gesa saat
memulai pekerjaan, atau tidak berfokus pada proses kerja dapat meningkatkan
resiko kecelakan kerja. (Ro’K3).
“Lebih baik berhati-hati 100 kali dari
pada sekali mati” (Mark Twain)
|
ALUR PENANGANAN DAN PELAPORAN PASCA PAJANAN
HIV & HEPATITIS B (Needle Stick Injury)
Petugas Terpajan
|
1.
Lakukan penanganan pertama pasca pajanan
2.
Lapor ke PJ Ruangan / Supervisi Keperawatan
pada sore, malam dan hari libur
|
Periksa Ke IGD
( Dr. Triage )
|
Mengikuti Instruksi Tim
Medis Untuk Tindakan Profilaksi / Therapy (Max 36 Jam Pasca Pajanan )
|
1. PJ
Ruangan membuat telaah sumber pajanan
2. Melapor
ke UK3 tembusan ke PPI, Dir Med Wat, Dir Sdm, Ka Instalasi Terkait
|
an dari lingkungan terdekat kit
STRESS KERJA
Stres kerja (Anwar 1993:93) adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Stress kerja merupakan tekanan akibat bekerja yang akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut berada.
Stres
sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stres yang terlalu besar
maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk
menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya.
Menurut
Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalami
stres kerja bila stres yang dialami melibatkan perusahaan tempat individu
bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah
rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke
rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja yang berdampak negatif bagi
perusahaan dan juga individu.
Bagaimana cara mengatasi stress kerja?
1.
Atur
waktu kerja sebaik mungkin. Perencanaan waktu yang tepat dan baik dapat
membantu anda menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
2.
Putuskan
mana yang harus dikerjakan lebih dahulu. Susun pekerjaan yang harus dilakukan,
prioritaskan sesuai kepentingannya, tetapkan target waktu untuk
menyelesaikannya.
3.
Selesaikan
dulu satu pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan yang lainnya.
4.
Usahakan
semua pekerjaan bisa selesai sesuai waktu yang ditetapkan, tidak mengulur-ulur
waktu.
5.
Kondisikan
diri dengan lingkungan kerja, bina hubungan baik dengan atasan maupun rekan
kerja. Biasakan berdiskusi, musyawarah, atau konsultasi bila diperlukan untuk
mempermudah pekerjaan dan membuat suasana kerja yang nyaman.
6.
Usahakan
tidak membawa pulang pekerjaan ke rumah. Rumah adalah waktunya anda menjalankan
hubungan sosial dengan keluarga dan masyarakat.
7.
Sediakan
waktu khusus untuk rileks, bersantai dari segala rutinitas. Misalnya pada waktu
akhir pecan untuk bersantai dengan keluarga.
Semoga bermanfaat….Salam K3! (Wh’12)
0 comments:
Post a Comment