Friday, January 25, 2013

WARTA KATIGA EDISI IV



7 Penyebab Kecelakaan Kerja

Kita ketahui di RSUP Dr. Sardjito memiliki banyak jenis potensi bahaya (hazard). Namun ternyata diantara jenis-jenis bahaya tersebut ada satu jenis yang nampaknya sederhana tapi justru berperan besar dalam mayoritas kecelakaan kerja, jenis bahaya tersebut adalah behavioural hazards / bahaya perilaku.
Perhatikan ±80% kecelakaan kerja disebabkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan manusia ini erat kaitannya dengan perilaku yang tidak aman (unsafe behaviour). Kebanyakan orang cenderung melihat sesuatu untuk disalahkan ketika terjadinya kecelakaan dan bukan mencari penyebab kecelakaan agar tidak terulang kembali.
Pertimbangkan penyebab kecelakaan yang dijelaskan di bawah ini. Pernahkah Anda merasa bersalah terhadap tindakan atau perilaku berikut ini? Jika ya, Anda mungkin tidak mengalami cidera saat ini, tetapi mungkin saja lain kali.
1.     Mengambil jalan pintas: tiap hari kita mengambil keputusan dan berharap akan membuat pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien. Tetapi apakah waktu yang cepat tersebut cukup aman bagi keselamatan kita ? Jalan pintas menurunkan keselamatan kita dalam bekerja dan meningkatkan kemungkinan cidera. Percaya atau tidak, perilaku yang aman-lah yang paling efisien dan efektif.
2.     Percaya diri yang berlebih: Percaya diri itu bagus. Tetapi terlalu percaya diri kadang tidak terlalu bagus karena dapat menyebabkan prosedur kerja yang tidak benar dalam pekerjaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda cidera.
3.     Memulai tugas dengan instruksi yang tidak tuntas: untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu informasi yang tuntas. Pernahkan Anda melihat seorang pekerja disuruh melakukan pekerjaan, hanya diberikan sebagian instruksi kerja? Jangan malu bertanya untuk dijelaskan tentang prosedur kerja dan peringatan keselamatan. Hal ini tidaklah membuat Anda bodoh bertanya tentang hal ini.
4.     Kerapian yang buruk: ketika klien, manajer, atau petugas keselamatan melewati area kerja Anda, kerapian adalah indikator yang akurat menilai perilaku seseorang tentang kualitas, produktifitas dan keselamatan kerja.
5.     Tidak memperdulikan prosedur keselamatan: tidak memperdulikan prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda. Anda digaji untuk mengikuti kebijakan keselamatan rumah sakit bukan membuat aturan Anda sendiri.
6.     Ganguan mental dari pekerjaan: memiliki hari yang buruk di rumah dan cemas dengan permasalahan di rumah ketika di tempat kerja adalah kombinasi yang berbahaya. Mental yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk mengikuti prosedur kerja yang aman.
7.     Gagal merencanakan pekerjaan: Bekerja dengan tergesa-gesa saat memulai pekerjaan, atau tidak berfokus pada proses kerja dapat meningkatkan resiko kecelakan kerja. (Ro’K3).

“Lebih baik berhati-hati 100 kali dari pada sekali mati” (Mark Twain)


ALUR PENANGANAN DAN PELAPORAN PASCA PAJANAN
HIV & HEPATITIS B (Needle Stick Injury)
Petugas Terpajan
1.  Lakukan penanganan pertama pasca pajanan
2.  Lapor ke PJ Ruangan / Supervisi Keperawatan pada sore, malam dan hari libur

Periksa Ke IGD
( Dr. Triage )
Mengikuti Instruksi Tim Medis Untuk Tindakan Profilaksi / Therapy (Max 36 Jam Pasca Pajanan )
1.     PJ Ruangan membuat telaah sumber pajanan
2.     Melapor ke UK3 tembusan ke PPI, Dir Med Wat, Dir Sdm, Ka Instalasi Terkait



an dari lingkungan terdekat kit


STRESS KERJA

           Stres kerja (Anwar 1993:93) adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Stress kerja merupakan tekanan akibat bekerja yang akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut berada.
           Stres sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya.
           Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja bila stres yang dialami melibatkan perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja yang berdampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.
Bagaimana cara mengatasi stress kerja?
1.     Atur waktu kerja sebaik mungkin. Perencanaan waktu yang tepat dan baik dapat membantu anda menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
2.     Putuskan mana yang harus dikerjakan lebih dahulu. Susun pekerjaan yang harus dilakukan, prioritaskan sesuai kepentingannya, tetapkan target waktu untuk menyelesaikannya.
3.     Selesaikan dulu satu pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan yang lainnya.
4.     Usahakan semua pekerjaan bisa selesai sesuai waktu yang ditetapkan, tidak mengulur-ulur waktu.
5.     Kondisikan diri dengan lingkungan kerja, bina hubungan baik dengan atasan maupun rekan kerja. Biasakan berdiskusi, musyawarah, atau konsultasi bila diperlukan untuk mempermudah pekerjaan dan membuat suasana kerja yang nyaman.
6.     Usahakan tidak membawa pulang pekerjaan ke rumah. Rumah adalah waktunya anda menjalankan hubungan sosial dengan keluarga dan masyarakat.
7.     Sediakan waktu khusus untuk rileks, bersantai dari segala rutinitas. Misalnya pada waktu akhir pecan untuk bersantai dengan keluarga.

Semoga bermanfaat….Salam K3! (Wh’12)











































0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls