BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT
Beberapa jenis
pekerjaan baik industri yang menghasilkan barang maupun pelayanan jasa antara
lain rumah sakit, media massa, perusahaan transportasi, petugas keamanan
memerlukan pelayanan 24 jam sehingga karyawan yang bekerja selain dalam jam
kerja reguler ada pula yang diberlakukan dalam sistem kerja shift. Shift kerja
dapat diartikan sebagai pembagian dalam waktu jam yang meliputi kerja pagi ,
sore dan malam yang dilaksanakan oleh pekerja guna memenuhi dan meningkatkan
produksi dan kepentingan individu/ masyarakat.
Sistem rotasi shift
bisa beragam tergantung dari kebutuhan dan spesifikasi pekerjaan yang
dilakukan. Di Amerika terdapat dua rotasi shift yaitu rotasi tiap minggu (fast) atau tiap bulan (slow), sedangkan di Eropa yang disebut
rotasi cepat perubahan shift tiap 2-3 hari dan rotasi tiap minggu disebut
rotasi lambat. Sedangkan di Indonesia terdapat sistem rotasi metropolitan rotation (pagi-pagi-siang-siang-malam-malam-libur-libur), continental rotation
(pagi-pagi-siang-siang-malam-malam-malam-libur-libur) atau sistem 4 orang
siklus 32 jam. Ataupun bisa juga kombinasi dari sistem rotasi tersebut.
Shift kerja dapat
menimbulkan permasalahan pada kesehatan antara lain bisa menimbulkan gangguan
tidur, gangguan kesehatan fisik dan psikologi atau gangguan sosial dan
meningkatkan resiko kecelakaan. Secara umum manusia melakukan aktivitas pada
siang hari dan istirahat atau tidur pada malam hari. Kehidupan seperti ini
mengikuti pola jam biologik yang disebut circadian
rhythms (irama circadian). Bila kita bekerja shift maka circadian rhytms juga ikut terganggu
yang bisa berakibat terganggunya pola tidur dan mempengaruhi berbagai fungsi
tubuh. Pekerja dengan shift juga akan kehilangan 15-20% waktu tidur total.
Dengan adanya
perubahan tubuh karena sistem shift tersebut maka hal- hal berikut harus
diperhatikan oleh pihak manajemen maupun pekerja shift :
- Budayakan gaya hidup yang sehat sehingga tubuh lebih fit. Tubuh yang bugar akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi/ stress yang dialami.
- Perhatikan agar waktu istirahat harus cukup dan berkualitas. Kadangkala tuntutan pekerjaan rumah tangga diluar waktu kerja sangat banyak, sehingga kondisi tubuh lelah pada saat harus bekerja shift.
- Usia pekerja yang sudah melebihi 50 tahun dianjurkan untuk tidak bekerja dalam sistem shift lagi karena kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan irama circadian sudah menurun.
- Pada saat akan bekerja pada shift malam usahakan istirahat/ tidur dulu sebelumnya. Waktu istirahat jangan terlalu dekat dengan waktu keberangkatan kerja,karena konsentrasi dan perhatian belum pulih ketika harus melakukan perjalanan menuju tempat kerja.
- Pada saat jaga shift malam dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan / minuman yang bergizi pada waktu tengah shift untuk menjaga stamina. Sebaiknya dihindari minum kopi karena akan memacu denyut jantung berlebihan pada saat harus melakukan pekerjaannya.
- Sedapat mungkin hindari jaga shift malam lebih dari 3 malam berturut- turut, karena kelelahan bisa bersifat akumulatif sehingga kewaspadaan kerja akan berkurang dan meningkatkan resiko kecelakaan kerja atau kesalahan tindakan.
- Setelah menjalani shift malam usahakan dapat istirahat/tidur dengan kualitas yang baik, misal ruangan tidur tidak dalam keadaan terang, hindarkan dari kebisingan dan kurangi aktivitas yang melelahkan.
- Usahakan agar kehidupan sosial tidak terganggu dengan kondisi kerja shift, tetap bisa berinteraksi sosial dengan lingkungan dan menyesuaikan waktu jaga shift dengan sebaik- baiknya.
- Beri pengertian kepada keluarga kita tentang sistem kerja shift dan pentingnya istirahat dan pola hidup yang sehat, karena dukungan keluarga akan sangat membantu fisik maupun mental pada saat bekerja shift.
- Ciptakan suasana kerja yang nyaman diantara tim kerja sehingga akan mengurangi beban fisik maupun psikis saat bekerja dengan sistem shift.
Demikianlah beberapa tips yang semoga
bermanfaat bila dilaksanakan. Dengan harapan semoga semua karyawan rumah sakit
dapat bekerja dengan sehat, aman dan nyaman, apapun jenis pekerjaannya.(RG/UK3)
Menurut OSHA atau Occupational Safety
and Health Administration, APD didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak
dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi,
fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Hirarki pengendalian bahaya disemua
tempat kerja adalah sebagai berikut:
1. Eliminasi,
merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.
2. Substitusi,
mengganti bahan/alat berbahaya dengan yang lebih aman.
3. Engineering
control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.
4. Administrative
control, artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan instruksi kerja atau
penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya.
5. APD,
artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.
Jadi
sebenarnya penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya
paling akhir.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
APD
diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena bahaya.
1.
Mata, sumber
bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil,
gas, uap dan radiasi.
APD: safety
spectacles, goggle, faceshield, welding shield.
2.
Telinga, sumber
bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
APD: ear plug, ear muff, canal caps.
APD: ear plug, ear muff, canal caps.
3.
Kepala, sumber
bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda
berputar. APD: helmet, bump caps.
4.
Pernapasan, sumber
bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen
defiency).
APD: respirator, breathing apparatus.
APD: respirator, breathing apparatus.
5. Tubuh, sumber
bahaya: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair,
semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, debu terkontaminasi.
APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.
APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.
6.
Kaki sumber bahaya: lantai licin,
lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan logam cair,
aberasi. APD: safety shoes, safety boots,
legging.
Sebelum memutuskan jenis APD yang harus kita gunakan,
lakukan terlebih dahulu identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari suatu
pekerjaan, proses atau aktifitas. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan,
agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan memutuskan hanya berdasarkan
perkiraan.[Ro/UK3]
Mengejar kesuksesan karir sangat penting dalam kehidupan selain
mendapatkan penghasilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan, juga dapat memberikan
kepuasaan batin. Ketika Anda merasa nyaman dengan pekerjaan yang
dijalankan, maka akan lebih bersemangat dalam menghabiskan hari-hari Anda di
tempat kerja. Sebaliknya, ketika Anda tidak merasa nyaman dengan pekerjaan,
akan terlihat dalam sikap Anda. Dengan mengetahui tanda-tanda jika merasa kurang
nyaman dengan pekerjaan, maka anda dapat melakukan introspeksi diri. Dilansir
dari All Women Talks, berikut enam
tanda karyawan tidak nyaman dengan pekerjaannya.
1. Merasa terpaksa pergi ke tempat kerja
1. Merasa terpaksa pergi ke tempat kerja
Ketika
setiap pagi Anda merasa sangat malas untuk pergi ke tempat kerja dan berharap ijin
sakit setiap pagi.
2.
Performa Anda kurang baik
Jika Anda merasa tidak bisa bekerja dengan baik dan kurang bersemangat maka itu salah satu tanda anda tidak menikmati pekerjaan.
Jika Anda merasa tidak bisa bekerja dengan baik dan kurang bersemangat maka itu salah satu tanda anda tidak menikmati pekerjaan.
3.
Sering mengeluh tentang pekerjaan
Terus-menerus mengeluh tentang pekerjaan berarti anda merasa tidak menikmati pekerjaan saat ini.
Terus-menerus mengeluh tentang pekerjaan berarti anda merasa tidak menikmati pekerjaan saat ini.
4.
Masuk terlambat dan pulang lebih awal
Kurangnya motivasi dalam pekerjaan biasa terlihat dari keterlambatan dan pulang lebih awal. Ini berarti Anda tidak menikmati apa yang Anda kerjakan.
Kurangnya motivasi dalam pekerjaan biasa terlihat dari keterlambatan dan pulang lebih awal. Ini berarti Anda tidak menikmati apa yang Anda kerjakan.
5.
Menghabiskan waktu di kantor dengan membuka situs jejaring sosial seharian
Jika Anda hanya browsing Facebook, Twitter dan Online shop seharian, maka Anda tidak peduli dan sangat kurang termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
Jika Anda hanya browsing Facebook, Twitter dan Online shop seharian, maka Anda tidak peduli dan sangat kurang termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
6.
Tidak merasa tertantang
Beberapa orang merasa termotivasi ketika mereka memiliki tantangan. Jika Anda tidak merasa tertantang dengan pekerjaan saat ini berarti akan mengurangi kepuasan dalam bekerja. (Ro/UK3).
Beberapa orang merasa termotivasi ketika mereka memiliki tantangan. Jika Anda tidak merasa tertantang dengan pekerjaan saat ini berarti akan mengurangi kepuasan dalam bekerja. (Ro/UK3).
0 comments:
Post a Comment