Manajemen
risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era
tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu
lingkungan dan kesehatan. Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian
dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian
dengan teori accident model dari ILCI,maka manajemen risiko dapat
memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut,sehingga efek dominonya tidak
akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap
terjadinya kerugian maupun ‘accident’.
Ruang
lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:
- Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
- Identifikasi risiko,
- Analisis risiko,
- Evaluasi risiko,
- Pengendalian risiko,
- Pemantauan dan telaah ulang,
- Koordinasi dan komunikasi.
Pelaksanaan
manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah
satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Manajemen
risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan:penetapan konteks,identifikasi,analisa,evaluasi,pengendalian
serta komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan
kegiatan,jabatan,proyek,produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat
memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun
demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun
operasional kegiatan.
Terdapat
empat prasyarat utama manajemen resiko,yaitu:
1.
Kebijakan Manajemen Risiko
Eksekutif
organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan kebenaran dari kebijakan
manajemen risikonya,termasuk tujuannya untuk apa,dan komitmennya. Kebijakan
manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan
organisasi,objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut.
Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti,dapat
diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.
2.
Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil
1. Komitmen
Manajemen;Organisasi harus dapat memastikan bahwa:
- Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan,dan telah sesuai dengan standar
- Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen organisasi,agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan.
2. Tanggung
jawab dan kewenangan;Tanggung jawab,kekuasaan dan hubungan antar anggota yang
dapat menunjukkan dan membedakan fungsi kerja didalam manajemen risiko harus
terdokumentasikan khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:
- Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.
- Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas yang masih dapat diterima.
- Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan manajemen risiko.
- Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
- Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada.
- Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.
3. Sumber
Daya Manusia;Organisasi harus dapat mengidentifikasikan persyaratan kompetensi
sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan
pekerjaannya seperti pelatihan manajerial,dan lain sebagainya.
3.
Implementasi Program
Sejumlah
langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem manajemen risiko dapat
berjalan secara efektif pada sebuah organisasi. Langkah-langkah yang akan
dilakukan tergantung pada filosofi,budaya dan struktur dari organisasi
tersebut.
4.
Tinjauan Manajemen
Tinjauan
sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik,harus dapat memastikan
kesesuaian kegiatan manajemen risiko yang sedang dilakukan dengan standar yang
digunakan dan dengan tahap-tahap berikutnya.
Manajemen
risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan
didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin keilmuan dan
latar belakang,manajemen risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.
Elemen
utama dari proses manajemen risiko,seperti yang terlihat pada gambar meliputi:
- Penetapan tujuan;Menetapkan strategi,kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
- Identifkasi risiko;Mengidentifikasi apa,mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
- Analisis risiko;Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
- Evaluasi risiko;Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah,maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.
- Pengendalian risiko;Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode,bisa dengan transfer risiko,dan lain-lain.
- Monitor dan Review;Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
- Komunikasi dan konsultasi;Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
Manajemen
risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen risiko dapat
diterapkan di level strategis dan level operasional. Manajemen risiko juga
dapat diterapkan pada proyek yang spesifik,untuk membantu proses
pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang
spesifik.
Beberapa
Istilah Penting Dalam Manajemen Risiko
1.
Konsekuensi
Akibat
dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif,berupa
kerugian,sakit,cedera,keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa
rentangan akibat-akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu
kejadian.
2.
Biaya
Dari
suatu kegiatan,baik langsung dan tidak langsung,meliputi berbagai dampak negatif,termasuk
uang,waktu,tenaga kerja,gangguan,nama baik,politik dan kerugian-kerugian
lain yang tidak dinyatakan secara jelas.
3.
Kejadian
Suatu
peristiwa (insiden) atau situasi,yang terjadi pada tempat tertentu selama
interval waktu tertentu.
4.
Analisis Urutan Kejadian
Suatu
teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan rangkaian akibat yang bisa
timbul dari proses suatu kejadian.
5.
Analisis Urutan Kesalahan
Suatu
metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang logis dari
berbagai keadaan sistem dan penyebab-penyebab yang mungkin bisa berkontribusi
terhadap kejadian tertentu (disebut kejadian puncak).
6.
Frekuensi
Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah
peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti
kemungkinan dan peluang.
Faktor
intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk menimbulkan
kerugian.
8.
Monitoring/ Pemantauan
Pengecekan,Pengawasan,Pengamatan
secara kritis,atau Pencatatan kemajuan dari suatu kegiatan,tindakan,atau sistem
untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
9.
Probabilitas
Digunakan
sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.
Kemungkinan
dari kejadian atau hasil yang spesifik,diukur dengan rasio dari kejadian atau
hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil.
Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1,dengan 0 menandakan
kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil
yang pasti.
10.
Risiko Ikutan
Tingkat
risiko yang masih ada setelah manajemen risiko dilakukan.
11.
Risiko
Peluang
terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran. Ini diukur
dengan hukum sebab akibat. Variabel yang diukur biasanya
probabilitas,konsekuensi dan juga pemajanan.
12.
Penerimaan Risiko (acceptable risk)
Keputusan
untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan risiko tertentu.
13.
Analisis risiko
Sebuah
sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk menentukan seberapa
sering kejadian tertentu dapat terjadi dan besarnya konsekuensi tersebut.
14.
Penilaian risiko
Proses
analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan.
15.
Penghindaran risiko
Keputusan
yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi risiko.
16.
Pengendalian risiko
Bagian
dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan,standar,prosedur
perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang kurang baik.
17.
Evaluasi risiko
Proses
yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan membandingkan
tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan,target tingkat risiko dan
kriteria lainnya.
18.
Identifikasi Risiko
Proses
menentukan apa yang dapat terjadi,mengapa dan bagaimana.
19.
Pengurangan Risiko
Penggunaan/
penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang tepat secara
selektif,dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau
konsekuensinya,atau keduanya.
20.
Pemindahan Risiko (risk transfer)
Mendelegasikan
atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/ bagian lain melalui
jalur hukum,perjanjian/ kontrak,asuransi,dan lain-lain. Pemindahan risiko
mengacu pada pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain.
0 comments:
Post a Comment