Ash-Shaum merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang memiliki keutamaan yang sangat tinggi, serta memiliki berbagai faidah dan hikmah sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh โAbdurrahman As-Saโdi dalam tafsirnya tatkala menjelaskan firman Allah Subhanahu wa Taโala :
)ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขูู ููููุง ููุชูุจู ุนูููููููู ู ุงูุตููููุงู ู ููู ูุง ููุชูุจู ุนูููู ุงูููุฐูููู ู ููู ููุจูููููู ู ููุนููููููู ู ุชูุชููููููู( ุงูุจูุฑุฉ: ูกูจูฃ
โWahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian ash-shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.โ [Al-Baqarah : 183]
Diantaranya :
1. Ash-shaum adalah salah satu sebab terbesar yang mengantarkan seseorang menuju taqwa. [1]) Sedangkan taqwa itu akan mendorong orang yang menjalankan ibadah shaum untuk meninggalkan berbagai larangan Allah Taโala, baik berupa minuman, makanan, dan jimaโ (hubungan suami-istri) dan beberapa larangan sejenisnya yang disukai oleh hawa nafsu, dan shaum dilakukan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Taโala dengan mengharapkan balasan di sisi-Nya.
2. Orang yang menjalankan ibadah shaum melatih jiwanya agar senantiasa merasa diawasi oleh Allah (muroqobatullah) sehingga dia meninggalkan kemauan hawa nafsunya meskipun mampu menurutinya, sebab dia mengetahui adanya pengawasan Allah Taโala terhadap dirinya.
3. Ash-shaum dapat mempersempit ruang gerak syaithan karena ia masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah. ([2])
4. Ash-shaum akan melemahkan kekuatan syaithan, sehingga orang tersebut semakin terjauhkan dari kemaksiatan.
5. Orang yang menunaikan ash-shaum, mayoritasnya akan melakukan banyak ketaatan dan itu merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah Taโala
6. Terkhusus bagi orang kaya bila merasakan pedihnya lapar karena ash-shaum maka akan muncul dalam dirinya kepedulian kepada fuqara`, dan hal ini juga merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah Taโala. ([3])
Asy-Syaikh Al-โUtsaimin ketika ditanya tentang hikmah ash-shaum, beliau shalallahu โalaihi wasallam menjawab antara lain : bahwa ash-shaum mememiliki beberapa hikmah dalam hal sosial kemasyarakatan, antara lain munculnya perasaan di tengah-tengah kaum muslimin bahwa mereka adalah umat yang satu, makan dan bershaum di waktu yang sama. [4])
Asy-Syaikh Alu Bassam dalam Taudhihul Ahkam ([5]) menyebutkan hikmah lain dari ibadah ash-shaum, di antaranya :
1. Mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah dan mengingat berbagai nikmat-Nya.
2. Memiliki manfaat kesehatan, yaitu memberikan kesempatan pada alat pencernaan untuk istirahat.
โโโโโโโโโโโโ
[1] Oleh karena itu, kalau kita perhatikan dengan seksama ayat pertama yang padanya Allah memerintahkan kaum mu`minin untuk bershaum diakhiri dengan penyebutan tujuan tersebut, yaitu ayat ke-183 surat Al-Baqarah, Allah berfirman :
)ููุนููููููู ู ุชูุชููููููู โAgar kalian bertaqwaโ
Begitu pula Allah mengakhiri ayat terakhir tentang perintah ash-shaum ini dengan penyebutan tujuan tersebut pula, yaitu ayat ke-187 surat Al-Baqarah, Allah berfirman :
ููุนููููููู ู ุชูุชููููููู โAgar mereka bertaqwaโ
[2] Dari Shafiyyah radiyallahu โanha bahwa Nabi Shallallahu โalaihi wassallam bersabda :
ุฅูููู ุงูุดููููุทูุงูู ููุฌูุฑูู ู ููู ุงูุฅูููุณูุงูู ู ูุฌูุฑู ุงูุฏููู
โSesungguhnya Syaithan berjalan dalam tubuh manusia sesuai dengan aliran darahnya.โ [HR. Al-Bukhari 2035, 2038, 2039, 3101, 3281, 6219, 7171; Muslim 2175]
[3] Tafsir As-Saโdi tafsir Al-Baqarah ayat 183..
[4] Lihat Fatawa Ash-Shiyam karya Asy-Syaikh Al-โUtsaimin hal. 24. lihat pula Fatawal-โUlama`il-BaladilHaram hal. 277.
[5] Taudhihul Ahkam (3/123)
(Dikutip dari http://www.assalafy.org/mahad/?p=235, judul asli Hikmah dan Fadhilah (Keutamaan) Ash-Shaum)
2. Fadhilah Ash-Shaum secara umumSementara Fadhilah (keutamaan) Ash-Shaum telah banyak disebutkan dalam berbagai hadits, baik fadhilah ash-shaum secara umum, maupun fadhilah shaum Ramadhan secara khusus. Dalam kesempatan ini kami akan menyebutkan beberapa di antaranya :
1. Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata :
ุงููุตููููุงู ู ุฌููููุฉู ูููุงู ููุฑูููุซู ูููุงู ููุฌููููู ููุฅููู ุงู ูุฑูุคู ููุงุชููููู ุฃููู ุดูุงุชูู ููู ูููููููููู ุฅููููู ุตูุงุฆูู ู โ ู ูุฑููุชููููู โ ููุงูููุฐูู ููููุณูู ุจูููุฏููู ููุฎูููููู ููู ูู ุงูุตููุงุฆูู ู ุฃูุทูููุจู ุนูููุฏู ุงูููู ุชูุนูุงููู ู ููู ุฑูููุญู ุงููู ูุณูููุ ููุชูุฑููู ุทูุนูุงู ููู ููุดูุฑูุงุจููู ููุดูููููุชููู ู ููู ุฃูุฌููููุ ุงููุตููููุงู ู ููู ููุฃูููุง ุฃูุฌูุฒูู ุจูููุ ููุงููุญูุณูููุฉู ุจูุนูุดูุฑู ุฃูู ูุซูุงููููุง [ู ุชูู ุนููู]
โAsh-Shiyam adalah perisai. Maka hendaklah seseorang tidak berkata (berbuat) keji dan tidak berbuat jahil. ([1]) Dan bila ada yang mengajak bertengkar atau mencelanya maka katakan : โSesungguhnya saya sedang shaumโ โ dua kali โ Dan demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Sungguh bau mulut orang yang shaum lebih harum daripada bau misk di sisi Allah, โ Dia meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. Dan Aku sendiri yang akan membalas amalan baiknya (ash-shaum) dan ketahuilah bahwa satu kebaikan dilipat gandakan balasannya sampai sepuluh kali lipat. โ [Muttafaq โalaih].([2])
Dalam hadits di atas, ada beberapa fadhilah yang dapat kita petik :
a. Bahwa Ash-Shaum berfungsi sebagai perisai.
Dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam An-Nasa`i dari shahabat โAisyah dan โUtsman bin Abil โAsh, bahwa Ash-Shaum adalah perisai dari An-Nar (api neraka). Lafazh hadits tersebut adalah :
ุนููู ู ูุทูุฑูููู ููุงูู ุฏูุฎูููุชู ุนูููู ุนูุซูู ูุงูู ุจููู ุฃูุจูู ุงููุนูุงุตูุ ููุฏูุนูุง ุจูููุจูููุ ููููููุชู : ุฅููููู ุตูุงุฆูู ูุ ููููุงูู : ุณูู ูุนูุชู ุฑูุณูููู ุงูููู r ููููููู : (( ุงูุตููููู ู ุฌููููุฉู ู ููู ุงููููุงุฑู ููุฌููููุฉู ุฃูุญูุฏูููู ู ู ููู ุงููููุชูุงูู ))
Dari Mutharrif berkata : Aku datang menemui โUtsman bin Abil โAsh, kemudian beliau hendak menghidangkan susu untukku. Maka aku berkata : โSesungguhnya aku sedang bershaum. Maka beliau (โUtsman bin Abil โAsh) berkata : Sungguh aku telah mendengar Rasulullah [D] bersabda :
โAsh-Shaum adalah perisai dari An-Nar (api neraka), seperti perisai salah seorang dari kalian dalam peperangan.โ [3])
Dalam hadits lain, dari shahabat Jabir radhiallahu โanhu bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
ุฅููููู ูุง ุงูุตููููุงู ู ุฌููููุฉู ููุณูุชูุฌูููู ุจูููุง ุงููุนูุจูุฏู ู ููู ุงููููุงุฑู [ุฑูุงู ุฃุญู ุฏ]
โSesungguhnya shaum itu adalah perisai yang dengannya seorang hamba melindungi diri dari (adzab) An-Nar.โ [Ahmad] [4])
b. Aroma mulut seseorang yang sedang bershaum lebih baik di sisi Allah dibandingkan aroma wangi misk. [5])
c. Ibadah shaum yang dilakukan karena Allah, maka pahalanya akan dibalas secara langsung oleh Allah sendiri.
[lihat ulang Fathul Bari syarh hadits no. 1894]
2. Pintu khusus bagi orang-orang yang bershaum, yaitu pintu Ar-Rayyan.
Hadits dari shahabat Sahl bin Saโd radhiallahu โanhu, Nabi shalallahu โalaihi wasallam berkata :
ุฅูููู ููู ุงููุฌููููุฉู ุจูุงุจูุง ููููุงูู ูููู ุงูุฑูููููุงูู ููุฏูุฎููู ู ููููู ุงูุตููุงุฆูู ูููู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉูุ ูุงู ููุฏูุฎููู ู ููููู ุฃูุญูุฏู ุบูููุฑูููู ูุ ููููุงูู : ุฃููููู ุงูุตููุงุฆูู ูููู ุ ููููููููู ูููู ูุงู ููุฏูุฎููู ู ููููู ุฃูุญูุฏู ุบูููุฑูููู ู ููุฅูุฐูุง ุฏูุฎููููุง ุฃูุบููููู ููููู ู ููุฏูุฎููู ู ููููู ุฃูุญูุฏู. [ู ุชูู ุนููู]
โSesungguhnya di Jannah ada sebuah pintu yang dinamakan Ar-Rayyan yang masuk melaluinya pada Hari Kiamat hanyalah orang-orang yang bershaum (berpuasa). Tidak akan masuk seorang pun melaluinya selain mereka, kemudian diserukan, โManakah orang-orang yang bershaum (berpuasa)?โ maka merekapun berdiri. Tidak ada seorang pun yang akan masuk melalui pintu Ar-Rayyan kecuali mereka. Setelah mereka masuk semua, maka pintu itupun ditutup, sehingga tidak ada lagi yang bisa masuk melaluinya.โ [Muttafaqun โAlaih]. ([6])
Dalam riwayat riwayat lain dengan tambahan :
(( ู ููู ุฏูุฎููู ููููู ุดูุฑูุจู ููู ููู ุดูุฑูุจู ููู ู ููุธูู ูุฃู ุฃูุจูุฏูุง )) [ุฑูุงู ุงููุณุงุฆู ู ุฃุญู ุฏ]
โBarangsiapa yang masuk melaluinya, pasti dia akan minum, dan barangsiapa yang minum maka pasti dia tidak akan pernah haus selamanya.โ [An-Nasa`i dan Ahmad] ([7])
3. Dijauhkan wajahnya dari An-Nar sejauh tujuh puluh (70) tahun.
Hadits dari shahabat Abu Saโid Al-Khudri radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata :
ู ูุง ู ููู ุนูุจูุฏู ููุตูููู ู ููููู ูุง ููู ุณูุจููููู ุงูููู ุฅููุงูู ุจูุงุนูุฏู ุงูููู ุจูุฐูููู ููุฌููููู ุนููู ุงููููุงุฑู ุณูุจูุนููููู ุฎูุฑูููููุง [ู ุชูู ุนููู]
โTidaklah seseorang bershaum sehari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dengan shaumnya tersebut dari an-nar di hari kiamat, sejauh 70 tahun.โ [Muttafaq โalaih] ([8])
Sebagian โulama mengkhususkan makna Fi sabilillah dengan jihad, antara lain Al-Imam Ibnul Jauzi. Al-Imam Al-Bukhari pun menyebutkan hadits ini dalam Kitabul Jihad was Sair dengan judul bab : ููุถููู ุงูุตููููู ู ููู ุณูุจููููู ุงูููู (Keutamaan Ash-Shaum di jalan Allah). Begitu pula Al-Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim meletakkan bab pada hadits ini dengan judul : ููุถููู ุงูุตููููุงู ู ููู ุณูุจูููู ุงูููู ููู ููู ููุทูููููู ุจููุง ุถูุฑูุฑู ูููุง ุชููููููุชู ุญูููู(Keutamaan Ash-Shiyam Fi Sabilillah bagi yang mampu tanpa adanya kemudharatan dan pengabaian tugas).
Sehingga atas dasar itu keutamaan yang terkandung dalam hadits di atas hanya khusus bagi yang bershaum ketika berjihad fi sabilillah.
Namun Al-Imam Al-Qurthubi menegaskan bahwa makna Fi Sabilillah di sini adalah : ketaatan kepada Allah secara umum. Sehingga makna hadits adalah : โBarangsiapa yang bershaum dengan mengharapkan wajah Allahโ. Atas dasar itu keutamaan tersebut tidak hanya terbatas pada shaum ketika berjihad fi sabilillah.
Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar menegaskan bahwa dua kemungkinan makna di atas memungkinkan sebagaimana makna hadits di atas, sekaligus sebagai makna hadits berikut ini. [9])
4. Parit penghalang dari adzab An-Nar.
Hadits dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu โanhu, dari Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ู ููู ุตูุงู ู ููููู ูุง ููู ุณูุจูููู ุงูููู ุฌูุนููู ุงูููู ุจููููููู ููุจููููู ุงููููุงุฑู ุฎูููุฏูููุง ููู ูุง ุจููููู ุงูุณููู ูุงุกู ููุงูุฃูุฑูุถู )) [ุฑูุงู ุงูุชุฑู ุฐู]
โBarangsiapa yang bershaum (berpuasa) sehari di jalan Allah, niscaya Allah jadikan antara dia dengan An-Nar sebuah parit penghalang (yang lebarnya) sejauh langit dan bumi.โ [At-Tirmidzi] ([10])
5. Allah jauhkan darinya api Jahannam sejauh perjalanan seratus tahun
Hadits dari shahabat โUqbah bin โAmir radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ู ููู ุตูุงู ู ูููู ูุง ููู ุณูุจูููู ุงูููู ุจูุงุนูุฏู ุงูููู ู ููููู ุฌููููููู ู ู ูุณูููุฑูุฉู ู ูุงุฆูุฉู ุนูุงู ู )) [ุฑูุงู ุงููุณุงุฆู ู ุงุจู ุฃุจู ุนุงุตู ู ุงูุทุจุฑุงูู]
โBarangsiapa yang bershaum (berpuasa) sehari di jalan Allah, niscaya Allah jauhkan api Jahannam darinya sejauh perjalanan seratus tahun.โ [An-Nasa`i, Ibnu Abi โAshim, Ath-Thabarani] [11])
Masalah : Dalam hadits shahabat โUqbah bin โAmir radhiallahu โanhu ini disebutkan โsejauh perjalanan seratus tahunโ. Sementara dalam hadits shahabat Abu Saโid Al-Khudri radhiallahu โanhu disebutkan โsejauh 70 tahunโ. Secara zhahir perbedaan ini memunculkan suatu pertanyaan.
Untuk menjawabnya, ada dua jawaban :
a. Penyebutan bilangan tujuh puluh (70) bukan sebagai batasan mutlak, tetapi dalam rangka menggambar betapa sangat jauhnya jarak tersebut. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi dan dipertegas oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar.
- Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata :
ูุฑุฏ ุฐูุฑ ุงูุณุจุนูู ูุฅุฑุงุฏุฉ ุงูุชูุซูุฑูุซูุฑุง
โPenyebutan bilangan tujuh puluh (70) pada hadits di atas dalam rangka menggambarkan betapa sangat jauhnya.โ
Kemudian Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menegaskan :
ููุคูุฏู ุฃู ุงููุณุงุฆู ุฃุฎุฑุฌ ุงูุญุฏูุซ ุงูู ุฐููุฑ ุนู ุนูุจุฉ ุจู ุนุงู ุฑ ูุงูุทุจุฑุงูู ุนู ุนู ุฑู ุจู ุนุจุณุฉ ูุฃุจู ูุนูู ุนู ู ุนุงุฐ ุจู ุฃูุณ ููุงููุง ุฌู ูุนุง ูู ุฑูุงูุงุชูู ( ู ุงุฆุฉ ุนุงู ).
โMemperkuat pernyataan Al-Qurthubi di atas, An-Nasa`i meriwayatkan hadits tersebut dari shahabat โUqbah bin โAmir, demikian juga Ath-Thabarani meriwayatkannya dari shahabat โAmr bin โAbasah, dan Abu Yaโla meriwayatkan dari shahabat Muโadz bin Anas, semuanya menyebutkan dalam periwayatan mereka : (bilangan) โSeratus tahunโโ. [12])
Jawaban senada juga diucapkan oleh Al-Imam As-Sindi dalam Syarh Sunan An-Nasa`i, bahwa penyebutan bilangan tujuh puluh atau seratus tahun bukan sebagai batasan mutlak, tetapi dalam rangka menggambar betapa sangat jauhnya jarak tersebut. [13])
b. Ada kemungkinan, Allah subhanahu wataโala hendak menambah fadhilah dan pahala bagi orang yang bershaum sehingga menyempurnakan jauhnya jarak tersebut menjadi seratus tahun perjalanan setelah sebelumnya sejauh tujuh puluh tahun. Jawaban kedua ini disampaikan oleh Al-Imam As-Sindi rahimahullah dalam Syarh Sunan An-Nasa`i. [14])
Terkait dengan fadhilah di atas, ada beberapa hadits yang sering diriwayatkan namun secara sanad lemah. Di antara hadits-hadits tersebut :
- Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ู ููู ุตูุงู ู ููููู ูุง ุงุจูุชูุบูุงุกู ููุฌููู ุงูููู ุชูุนูุงูููุ ุจูุนููุฏููู ุงูููู U ู ููู ุฌููููููู ู ููุจูุนูุฏู ุบูุฑูุงุจู ุทูุงุฑู ูููููู ููุฑูุฎู ุญูุชููู ู ูุงุชู ููุฑูู ูุง )) [ุฑูุงู ุฃุญู ุฏุ ุฃุจู ูุนููุ ู ุงูุจููููุ ู ุงูุทุจุฑุงูู]
โBarangsiapa yang bershaum (berpuasa) dalam rangka mengharap wajah Allah, niscaya Allah jauhkan dia dari neraka jahannam sejauh perjalanan terbang burung Gagak, semenjak burung Gagak tersebut baru menetas hingga mati di usia yang tua. โ [Ahmad, Abu Yaโla, Al-Baihaqi, dan Ath-Thabarani] [15])
- Hadits dari shahabat Abu Umamah radhiallahu โanhu bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata :
(( ู ููู ุตูุงู ู ููููู ุงู ููู ุณูุจูููู ุงููููุ ุจูุนููุฏู ุงูููู ููุฌููููู ุนููู ุงููููุงุฑู ู ูุงุฆูุฉู ุนูุงู ูุ ุฑูููุถู ุงูููุฑูุณู ุงูุฌููููุงุฏู ุงูู ูุถูู ููุฑู )) [ุฑูุงู ุนุจุฏ ุงูุฑุฒุงู ู ุงูุทุจุฑุงูู]
โBarangsiapa yang bershaum (berpuasa) sehari di jalan Allah, niscaya Allah jauhkan api Jahannam darinya sejauh perjalanan seratus tahun, dengan kecepatan kuda tunggangan gesit dan kuat. [16]โ [โAbdurrazzaq dan Ath-Thabarani] [17])
โโโโโโโโโ
[1] Perbuatan jahil maksudnya adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh orang jahil seperti berteriak-teriak atau berbuat kedunguan ( ุงููุณููููู ), dan lain-lain (lihat Fathul Bari Kitabush Shaum hadits no. 1894).
[2] Al-Bukhari 1894, Muslim 1151.
[3] An-Nasa`i no. 2231. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa`i no. 2231.
[4] HR. Ahmad, dari shahabat Jabir, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib no. 981. Lihat pula Shahihul Jamiโish Shaghir no. 4308.
[5] Hal ini tidak berarti bahwa orang yang bershaum disyariโatkan untuk membiarkan bau mulutnya. Bahkan tetap disunnahkan bagi orang yang bershaum untuk bersiwak, sebagaimana pernah dijawab oleh shahabat Muโadz bin Jabal dalam sebuah atsar yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam kita beliau Irwa`ul Ghalil I/106 . Lihat pembahasan lengkap pada bab halaman โฆโฆโฆโฆโฆโฆ..
[6] Al-Bukhari 1896, Muslim 1152.
[7] An-Nasa`i no. 2236, Ahmad V/336. dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v dalam Shahih Sunan An-Nasa`i no. 2236.
[8] Al-Bukhari 2840, Muslim 1153.
[9] Lihat Fathul Bari syarh hadits no. 2840.
[10] At-Tirmidzi 1624. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 563.
[11] An-Nasa`i no. 2254, Ibnu Abi โAshim dalam Kitabul Jihad I/88/2, Ath-Thabarani dalam Al-Kabir no. 927. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v dalam Ash-Shahihah no. 2565.
[12] Fathul Bari syarh hadits no. 2840.
[13] Lihat Syarh Sunan An-Nasa`i oleh Al-Imam As-Sindi, syarh hadits no. 2565.
[14] Ibid.
[15] Ahmad II/526 Karena pada sanadnya ada โAbdullah bin Lahiโah seorang perawi yang lemah, sekaligus ayahnya yaitu Lahiโah, dia seorang perawi yang majhulul hal sebagaimana dinyatakan oleh Ibnul Qaththan; Al-Hafizh juga berkata tentangnya : mastur. Dalam sanadnya juga ada rawi yang mubham, yaitu gurunya Lahiโah. Hadits ini didhaโifkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani v dalam Adh-Dhaโifah no. 1330.
[16] Tentang makna (Al-Jawad) dan (Al-Mudhammar) lihat Fathul Bari syarh hadits no. 2870, 6553; dan Syarh Shahih Muslim oleh An-Nawawi, syarh hadits no. 2828.
[17] โAbdurrazzaq dalam Al-Mushannaf (V/301/9683), Ath-Thabarani dalam Al-Muโjamul Kabir (VIII/233/7806). Asy-Syaikh Al-Albani dalam Adh-Dhaโifah no. 6910 berkata tentang hadits ini : โMunkar dengan konteks secara lengkap seperti di atas. Karena pada sanadnya terdapat kelemahan yang berentet, ada tiga perawi yang semuanya dhaโif (lemah), yaitu : โAli bin Yazid, โUbaidullah bin Zahr, dan Al-Mutharrih.โ
Dalam kitabnya Taqribut Tahdzib, Al-Hafizh berkata tentang โAli bin Yazid bin Abi Hilal : dhaโif (lemah).
Kemudian tentang โUbaidullah bin Zahr, beliau berkata : Saduqun Yukhthiโ (jujur namun berbuat kesalahan dalam periwayatan hadits).
Adapun tentang Mutharrih bin Yazid, beliau berkata : dhaโif (lemah).
Oleh karena itu Al-Imam Al-Haitsami v dalam kitabnya Majmaโuz Zawa`id melemahkan hadits di atas dengan sebab keberadaan Mutharrih bin Yazid ini. beliau berkata : โHadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dalam Al-Kabir, namun dalam sanadnya terdapat Mutharrih, dia adalah seorang perawi yang dhaโif.โ (lihat Adh-Dhaโifah no. 6910).
(Dikutip dari http://www.assalafy.org/mahad/?p=236, judul asli Fadhilah Ash-Shaum secara umum 1)
3. Fadhilah Ash-Shaum secara umum6. Hadits Hudzaifah radhiallahu โanhu yang disebutkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahihnya, Bab : Ash-Shaum Kaffarah, bahwasannya Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata:
ููุชูููุฉู ุงูุฑููุฌููู ููู ุฃููููููู ูู ู ูุงูููู ูู ุฌูุงุฑููู ุชููููููุฑูููุง ุงูุตูููุงูุฉู ูู ุงูุตูููุงู ู ูู ุงูุตููุฏูููุฉู (ู ุชูู ุนููู)
โDosa yang dilakukan seseorang karena terfitnah oleh keluarga, harta, atau tetangganya dihapuskan oleh shalat, shaum, dan shadaqahnya.โ [Muttafaqun โalaihi] ([1])
7. Hadits Abu Hurairah dan Abu Saโid Al-Khudri, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ูููุตููุงุฆูู ู ููุฑูุญูุชูุงูู ููููุฑูุญูููู ูุง ุฅูุฐูุง ุฃูููุทูุฑู ููุฑูุญู ุจูููุทูุฑููู ููุฅูุฐูุง ูููููู ุฑูุจูููู ููุฑูุญู ุจูุตูููู ููู )) [ู ุชูู ุนููู]
โBagi orang yang bershaum (berpuasa) dua kegembiraan : Jika berbuka dia bergembira dengan berbukanya tersebut, jika bertemu Rabbnya (Allah) dia bergembira dengan (pahala) shaumnya.โ [Muttafaqun โalaihi, dengan lafazh Muslim] ([2])
8. Hadits โAbdullah bin Masโud radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ู ููู ุงุณูุชูุทูุงุนู ุงููุจูุงุกูุฉู ููููููุชูุฒููููุฌูุ ููุฅูููููู ุฃูุบูุถูู ููููุจูุตูุฑู ููุฃูุญูุตููู ููููููุฑูุฌูุ ููู ููู ููู ู ููุณูุชูุทูุนู ููุนููููููู ุจูุงูุตููููู ูุ ููุฅูููููู ูููู ููุฌูุงุกู )) [ู ุชูู ุนููู]
โBarangsiapa yang telah mampu menikah hendaknya segera menikah, karena sesungguhnya pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Namun barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya shaum tersebut berfungsi sebagai perisai baginya. [Muttafaqun โalaihi] ([3])
Dari hadits di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa di antara hikma ash-shaum berfungsi sebagai perisai seorang hamba dari kejahatan syahwatnya. Sekaligus sebagai salah satu jalan keluar bagi para pemuda yang belum mampu melakukan pernikahan.
9. Hadits โAbdullah bin โAmr radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ุงูุตููููุงู ู ู ุงูููุฑุขูู ููุดูููุนูุงูู ููููุนูุจูุฏู ููููู ู ุงูููููุงู ูุฉูุ ููููููู ุงูุตููููุงู ู: ุฃูู ุฑูุจูู ุฅููููู ู ูููุนูุชููู ุงูุทููุนูุงู ู ูู ุงูุดููููููุงุชู ุจูุงููููููุงุฑู ููุดููููุนูููู ูููููุ ููููููู ุงูููุฑูุขูู: ุฑูุจูู ู ูููุนูุชููู ุงููููููู ู ุจูุงูููููููู ููุดููููุนูููู ููููู ููููุดููููุนูุงูู ))
โAsh-Shiyam dan Al-Qur`an keduanya memberikan syafaโat untuk hamba tersebut pada Hari Kiamat. Berkata Ash-Shiyam : โWahai Rabb, sesungguhnya aku telah menghalanginya dari makanan dan syahwat pada siang hari, maka terimalah syafaโatku untuknya.โ Al-Qur`an berkata : Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari tidur pada malam hari, maka terimalah syafaโatku untuknya. Maka keduanya memberikan syafaโat [Ahmad dan Ath-Thabarani] ([4])
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata :
ุฃู : ูุดูุนูู ุง ุงููู ููู ู ูุฏุฎูู ุงูุฌูุฉุ ูุงู ุงูู ูุงูู : (( ู ูุฐุง ุงูููู ูุญุชู ู ุฃูู ุญูููุฉ ุจุฃู ูุฌุณุฏ ุซูุงุจูู ุง ู ูุฎูู ุงููู ููู ุงููุทู )ููุงูููููู ุนูููู ููููู ุดูููุกู ููุฏููุฑู(ุ ู ูุญุชู ู ุฃู ุนูู ุถุฑุจ ู ู ุงูู ุฌุงุฒ ู ุงูุชู ุซูู )).
ููุช : ู ุงูุฃูู ูู ุงูุตูุงุจ ุงูุฐู ููุจุบู ุงูุฌุฒู ุจู ููุง ููู ุฃู ุซุงูู ู ู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุชู ูููุง ุชุฌุณูุฏ ุงูุฃุนู ุงู ู ูุญููุงุ ูู ุซู ุชุฌุณูุฏ ุงููููุฒ ุดุฌุงุนุง ุฃูุฑุนุ ู ูุญูู ูุซูุฑ. ู ุชุฃููู ู ุซู ูุฐู ุงููุตูุต ููุณ ู ู ุทุฑููุฉ ุงูุณูู yุ ุจู ูู ุทุฑููุฉ ุงูู ุนุชุฒูุฉ ู ู ู ุณูู ุณุจูููู ู ู ุงูุฎููุ ู ุฐูู ู ู ุง ููุงูู ุฃูู ุดุฑูุท ุงูุฅูู ุงู )ุงูููุฐูููู ููุคูู ูููููู ุจูุงููุบูููุจู( ุงูุจูุฑุฉ: ูฃุ ูุญุฐุงุฑ ุฃู ุชุญุฐู ุญุฐููู ุ ูุชุถู ู ุชุดููุ ู ุงูุนูุงุฐ ุจุงููู. ุงูู
Maksudnya adalah : Al-Qur`an dan Ash-Shiyam keduanya diizinkan oleh Allah untuk memberi syafaโat kepada orang tersebut sekaligus memasukkannya ke dalam Al-Jannah. Al-Munawi berkata : โAda kemungkinan bahwa maksud perkataan di atas adalah secara hakekat sebenarnya, yaitu dengan Allah rupakan dalam bentuk fisik ganjaran kedua amalan tersebut, kemudian Allah ciptakan untuk keduanya kemampuan untuk berbicara.
)ููุงูููููู ุนูููู ููููู ุดูููุกู ููุฏููุฑู(
โdan Allah Maha mampu atas segala sesuatu.โ
Ada juga kemungkinan bahwa hal itu hanya sebatas permisalan dan majaz.โ
Menanggapi pernyataan Al-Munawi di atas, Asy-Syaikh Al-Albani berkata : โKemungkinan pertama itulah yang benar dan harus dipastikan dalam permasalahan dan yang semisalnya dari berbagai bentuk hadits yang di dalamnya disebutkan tentang dirupakannya amalan dalam bentuk jasad (fisik) dan yang semisalnya. โฆ. sementara pentaโwilan (pemalingan maksud hadits dari makna sebenarnya kepada makna majaz) terhadap nash-nash seperti ini bukanlah metode generasi salaf radhiallahu โanhum, bahkan itu adalah metode kelompok Al-Muโtazilah dan pihak-pihak yang mengikuti jejak mereka dari kalangan kaum khalaf. Cara penakwilan seperti itu sangat bertentangan dengan syarat pertama keimanan, yaitu :
)ุงูููุฐูููู ููุคูู ูููููู ุจูุงููุบูููุจู( ุงูุจูุฑุฉ: ูฃุ
โorang-orang yang berimana kepada hal-hal ghaibโ [Al-Baqarah : 3]
Maka waspadalah engkau dari sikap mengikuti jejak mereka (kaum muโtazilah) yang menyebabkan engkau menjadi sesat dan celaka. Walโiyyadzubillah. โselesaiโ
10. Hadits dari shahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ุซููุงูุซูุฉู ูุงู ุชูุฑูุฏูู ุฏูุนูููุชูููู ู : ุงูุฅูู ูุงู ู ุงููุนูุงุฏูููุ ููุงูุตููุงุฆูู ู ุญูุชููู ููููุทูุฑูุ ููุฏูุนูููุฉู ุงููู ูุธููููู ู โฆ ))
โTiga pihak tidak akan ditolak doโa mereka : Seorang pemimpin yang adil, seorang yang bershaum hingga dia berbuka, dan do`a seorang yang terzhalimi, โฆโ [At-Tirmidzi dan Ibnu Majah] [5])
Dari hadits di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa doโa seorang yang bershaum ketika dia sedang menunaikan shaumnya hingga datangnya waktu ifthar adalah do`a yang mustajab. Sementara hadits dari shahabat Ibnu โUmar radhiallahu โanhuma, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ููููููู ุตูุงุฆูู ู ุนูููุฏู ููุทูุฑููู ุฏูุนูููุฉู ู ูุณูุชูุฌูุงุจูุฉู ))
โSetiap orang yang bershaum memiliki do`a yang mustajab ketika dia berifthar (berbuka).โ [Ibnu โAdi] [6])
Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Ibnu Majah dan Al-Hakim dari shahabat โAbdillah bin โAmr bin Al-โAsh dengan lafazh :
(( ุฅูููู ูููุตููุงุฆูู ู ุนูููุฏู ููุทูุฑููู ุฏูุนูููุฉู ูุงู ุชูุฑูุฏูู ))
โSesungguh orang yang bershaum memiliki do`a yang tidak ditolak ketika dia beriftharโ
Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Zadul Maโad mengisyarahkan tentang lemahnya hadits ini. Asy-Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini lemah. [7])
โโโโโโโโโโ
[1] Al-Bukhari 1895 , Muslim 144.
[2] Al-Bukhari 1904, Muslim 1151.
[3] Al-Bukhari 1905, Muslim 1400.
[4] Ahmad dan Ath-Thabarani dalam Al-Kabir. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Shahihul Jamiโish Shaghir no. 3882. Adapun dalam Shahihut Targhib no. 984 beliau menyatakan : Hasan Shahih. Lihat pula Tamamul Minnah hal. 394-395.
[5] At-Tirmidzi 3598, Ibnu Majah 1752.
[6] Ibnu โAdi. Pada sanad ada seorang perawi yang bernama Muhammad bin Ishaq Al-Balkhi. Ibnu โAdi berkata tentangnya : โAl-Balkhi ini adalah seorang perawi yang haditsnya tidak menyerupai hadits para perawi yang jujur.โ Asy-Syaikh Al-Albani berkata bahwa Al-Imam Shalih Jazarah dan selainnya menyatakan bahwa orang ini pendusta. Lihat penjelasan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Adh-Dhaโifah no. 4325.
[7] Lihat Al-Irwa` no. 921.
(Dikutip dari http://www.assalafy.org/mahad/?p=237, judul asli Fadhilah Ash-Shaum secara umum 2)
4. Fadhilah Shaum Ramadhan ( 1 )1. Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu , sesungguhnya Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata :
(( ุงููุตููููููุงุชู ุงููุฎูู ูุณูุ ููุงููุฌูู ูุนูุฉู ุฅูููู ุงููุฌูู ูุนูุฉูุ ููุฑูู ูุถูุงูู ุฅูููู ุฑูู ูุถูุงูู ู ููููููุฑูุงุชู ู ูุง ุจูููููููููู ุฅูุฐูุง ุงุฌููุชููููุจู ุงููููุจูุงุฆูุฑู )) [ุฑูุงู ู ุณูู ]
โShalat lima waktu, Jumโat ke Jumโat berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa selama masih meninggalkan dosa-dosa besar.โ [HR. Muslim] ([1])
Namun keutamaan dan fungsi Ramadhan sebagai penghapus dosa sangat bergantung kepada sikap dan kemauan hamba untuk menjauhi Al-Kaba`ir , yaitu dosa-dosa besar. Hal ini sebagaimana ditegaskan pula oleh Allah subhanahu wataโala dalam firman-Nya :
โJika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosamu yang kecil) dan kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (Al-Jannah).โ [An-Nisa` : 31]
Berkata Asy-Syaikh As-Saโdi radhiallahu โanhu tentang ayat di atas :
โTentu ini merupakan bentuk keutamaan dan kebaikan Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang mu`min. Allah menjanjikan kepada mereka bahwa jika mereka menjauhi dosa-dosa besar yang terlarang, maka pasti Dia akan mengampuni seluruh dosa dan kesalahannya, serta akan memasukkan mereka ke tempat yang mulia dan penuh kebaikan, yaitu Al-Jannah yang meliputi segala keindahan yang belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah di dengar oleh telinga, bahkan belum pernah terbetik dalam sanubari manusia.
Termasuk pula dalam upaya menjauhkan diri dari Al-Kaba`ir adalah menunaikan berbagai kewajiban, yang apabila ditinggalkan maka pelakunya tergolong telah melakukan dosa besar, seperti shalat lima waktu, dan shalat Jumโat, serta shaum Ramadhan, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam:
โAntara shalat lima waktu, dan shalat Jumโat ke Jumโat berikutnya, serta antara Ramadhan ke Ramadhan berikutnya berfungsi sebagai penghapus dosa-dosa yang terjadi di antara keduanya selama masih dijauhi dosa-dosa besarโ
Definisi Al-Kaba`ir yang terbaik adalah sebuah dosa yang diancam dengan hukuman pidana di dunia, atau ancaman adzab di akhirat, atau penafian iman (dari pelakunya), terkenainya laknat dan marah Allah atasnya.โ [2])
Dari keterangan di atas, setidaknya ada dua kesimpulan yang bisa kita ambil :
1. Bahwa shaum Ramadhan tidak akan berfungsi sebagai penebus dosa atau penghapus kesalahan kecuali apabila pelakunya berupaya meninggalkan Al-Kaba`ir (dosa-dosa besar).
2. bahwa kita harus mengetahui definisi dan batasan Al-Kaba`ir, sehingga dengan itu kita dapat menghindarkan diri kita darinya, dan tentunya hal itu tidak mungkin tercapai kecuali dengan thalabul โilmi (menuntut ilmu syarโi).
2. Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu, bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ููู ููู ุตูุงู ู ุฑูู ูุถูุงูู ุฅููู ูุงููุง ููุงุญูุชูุณูุงุจูุง ุบูููุฑู ูููู ู ูุง ุชูููุฏููู ู ู ููู ุฐูููุจููู ))
โBarangsiapa berpuasa Ramadhan karena dorongan iman dan mengharap (pahala) maka pasti Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu . [Muttafaqun โalaihi] ([3])
Hadits ini memiliki kemiripan dengan hadits yang sebelumnya, yaitu dari sisi bahwa barangsiapa yang bershaum pada bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Namun keutamaan tersebut memang hanya bisa diraih dengan dua syarat :
a. Shaum yang dia lakukan berdasarkan kepada keimanan, yaitu keimanan bahwa shaum Ramadhan merupakan syariโat yang haq yang datangnya dari Allah dan telah diwajibkan kepada kaum mu`minin.
b. Shaum yang dia lakukan berdasarkan sikap ihtisab (mengharapkan) pahala dan ridha Allah subhanahu wataโala. Sehingga mendorong dia untuk melakukannya dengan penuh keikhlasan, tanpa ada unsur kepentingan duniawi.
Sehingga barangsiapa yang melakukan shaum Ramadhan tanpa dilandasi dua sikap di atas, dia tidak akan mendapatkan keutamaan yang dijanjikan.
Terkait dengan permasalahan di atas, ada beberapa hadits dhaโif yang perlu diketahui, antara lain :
a. Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu secara marfuโ dengan lafadz :
(( ููู ููู ููุงู ู ููููููุฉู ุงูููุฏูุฑู ุฅููู ูุงููุง ููุงุญูุชูุณูุงุจูุงุ ุบูููุฑู ูููู ู ูุง ุชูููุฏููู ู ู ููู ุฐูููุจููู ููู ูุง ุชูุฃูุฎููุฑู )). ุฑูุงู ุงููุณุงุฆู ูู ุงููุจุฑู
โBarangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadr karena dorongan iman dan mengharap (pahala) maka pasti Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. [An-Nasa`i] [4])
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata : Hadits ini dengan tambahan lafazh (( ูู ู ูุง ุชูุฃูุฎููุฑู )) adalah hadits yang Syadz (ganjil).
b. Hadits dari shahabat Abu Saโid Al-Khudri radhiallahu โanhu bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ู ู ุตุงู ุฑู ุถุงู ูุนุฑู ุญุฏูุฏูุ ูุชุญูุธ ู ู ุง ูุงู ููุจุบู ุฃู ูุชุญูุธ ู ููุ ููุฑ ู ุง ูุจูู )) . ุฑูุงู ุฃุญู ุฏ ูุงูุจูููู
โBarangsiapa yang bershaum di bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batas (syarโi) nya, serta dia berupaya menjaga diri dari segala sesuatu yang semestinya ia menjaga dirinya dari hal itu, maka pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.โ [Ahmad dan Al-Baihaqi]
Hadits ini adalah hadits yang lemah, sebagaimana ditegaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Tamamul Minnah. [5]) Karena pada sanadnya ada seorang perawi yang majhul, yaitu โAbdullah bin Quraith. Al-Imam Al-Haitsami berkata, bahwa perawi ini telah disebutkan oleh Ibnu Abi Hatim namun beliau tidak menyebutkan tentangnya, baik jarh (cercaan) atau pun taโdil (rekomendasi). Disebutkan dalam kitab Taโjilul Manfaโah bahwa Al-Husaini berkata tentang perawi ini dalam kitab Rijalul Musnad : bahwa dia adalah seorang perawi yang majhul.
3. Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu , bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ุฅูุฐูุง ุฌูุงุกู ุฑูู ูุถูุงูู ููุชูุญูุชู ุฃูุจูููุงุจู ุงููุฌููููุฉู ))
โJika telah datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu Al-Jannah [Muttafaqun โalaihi] ([6])
โโโโโโโโโโโโ
[1] Muslim 233
[2] Tafsir As-Saโdi surat An-Nisa` : 31.
[3] Al-Bukhari 1901, Muslim 760.
[4] An-Nasa`i dalam As-Sunanul Kubra. Lihat Adh-Dhaโifah no. 5083.
[5] Lihat Tamamul Minnah hal. 395.
[6] Al-Bukhari 1898, Muslim 1079.
(Dikutip dari http://www.assalafy.org/mahad/?p=239, judul asli Fadhilah Shaum Ramadhan ( 1 ))
5. Fadhilah Shaum Ramadhan ( 2 )1. Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu โanhu , bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bersabda :
(( ุฅูุฐูุง ุฏูุฎููู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ููุชููุญูุชู ุฃูุจูููุงุจู ุงูุณููู ูุงุกูุ ููุบููููููุชู ุฃูุจูููุงุจู ุฌููููููู ูุ ููุณูููุณูููุชู ุงูุดููููุงุทูููู ))
โJika telah datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu langit dan ditutuplah pintu-pintu Jahannam, serta dibelenggulah para syaithan. [Muttafaqun โalaihi] ([1])
Dalam riwayat Muslim disebutkan pula dengan lafazh :
(( โฆ ููุชููุญูุชู ุฃูุจูููุงุจู ุงูุฑููุญูู ูุฉู โฆ ))
โโฆ maka dibukalah pintu-pintu rahmat โฆ โ
Dari tiga riwayat hadits di atas, kita mengetahui adanya tiga lafazh yang berbeda, yaitu :
- dibukakannya pintu Al-Jannah
- dibukakannya pintu rahmat
- dibukakannya pintu langit
sepintas nampak kontradiktif, namun pada hakekatnya tidak demikian.
Maksud โdibukakannya pintu langitโ adalah dalam rangka naiknya berbagai perkataan baik kepada Allah, baik dalam bentuk dzikir maupun kalimat tauhid Lailaha Illallah, serta diangkatnya berbagai amalan shalih menuju kepada Allah. Sebagaimana firman Allah :
ุฅููููููู ููุตูุนูุฏู ุงููููููู ู ุงูุทูููููุจู ููุงููุนูู ููู ุงูุตููุงููุญู ููุฑูููุนููู ูุงุทุฑ: ูกู
โkepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nyaโ [Fathir : 10]
Sehingga dengan itu langit lebih banyak dibuka pada bulan Ramadhan, karena banyaknya perkataan baik dan amalan shalih padanya.
Sementara โdibukanya pintu rahmahโ ada dua kemungkinan makna :
1. Dalam rangka rahmat Allah turun kepada hamba-hamba-Nya yang mu`min, yang rahmat itu sendiri merupakan sebab masuk Al-Jannah, sehingga hamba-hamba Allah tidaklah masuk Al-Jannah kecuali dengan sebab rahmat Allah, bukan karena amalan mereka.
2. Makna rahmat dalam hadits ini adalah Al-Jannah. Karena dalam beberapa keterangan Al-Jannah terkadang diistilahkan dengan โrahmatโ, sebagaimana dalam hadits :
ููุงูู ุงูููู ุชูุจูุงุฑููู ููุชูุนูุงููู ููููุฌููููุฉู : (( ุฃูููุชู ุฑูุญูู ูุชูู ุฃูุฑูุญูู ู ุจููู ู ููู ุฃูุดูุงุกู ู ููู ุนูุจูุงุฏูู ))
โAllah Tabaraka wa Taโala berkata kepada Al-Jannah : โEngkau adalah rahmat-Ku yang denganmu Aku merahmati siapa yang Aku kehendaki dari kalangan hamba-hamba-Kuโ.โ [Muttafaqun โalaih] [2])
Penjelasan tentang maksud : ยซ ูุตูุฏุช ุงูุดูุงุทูู ยป
Di antara yang sering ditanyakan adalah maksud kalimat ยซ ูุตูุฏุช ุงูุดูุงุทูู ยป (dan dibelenggulah para syaithan).
Ketahuilah bahwa maksud kalimat di atas bukanlah seluruh jenis syaithan. Namun hanya terbatas pada jenis syaithan yang diistilahkan dengan Al-Maradah ( ุงูู ูุฑูุฏูุฉู ), yaitu para syaithan yang tingkat kejahatan dan kedurhakaanny paling besar. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh para โulama, antara lain :
1. Ibnu Khuzaimah rahimahullah. dalam kitab Shahihnya, beliau menyebutkan :
ุจุงุจ ุฐูุฑ ุงูุจูุงู ุฃู ุงููุจู r ุฅูู ุง ุฃุฑุงุฏ ุจูููู : ยซ ูุตูุฏุช ุงูุดูุงุทูู ยป ู ุฑุฏุฉ ุงูุฌู ู ููู ุ ูุง ุฌู ูุน ุงูุดูุงุทูู
Bab : Penjelasan bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam hanyalah memaksudkan dengan perkataannya : ยซ ูุตูุฏุช ุงูุดูุงุทูู ยป (dan dibelenggulah para syaithan) adalah jenis jin yang maradah (paling durhaka), bukan seluruh jenis syaithan.
Kemudian beliau menyebutkan hadits dari shahabat Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata :
1776 โ ยซ ุฅูุฐูุง ููุงู ุฃูููููู ููููููุฉู ู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ุตููููุฏูุชู ุงูุดููููุงุทููููู ู ูุฑูุฏูุฉู ุงูุฌููููุ โฆ ยป
โJika pada malam hari pertama bulan Ramadhan dibelenggulah para syaithan dari jenis maradatul jin (jin yang paling durhaka), โฆ โ โselesai dari Ibnu Khuzaimahโ
Disebutkan pula dalam Sunan An-Nasa`i, juga dari hadits Abu Hurairah, dengan lafazh :
(( โฆ ููุชูุบูููู ููููู ู ูุฑูุฏูุฉู ุงูุดููููุงุทููููุ โฆ ))
โโฆ dan padanya dibelenggu para syaithan yang paling durhaka. โฆ โ [An-Nasa`i] [3])
2. Asy-Syaikh Ibnu โUtsaimin rahimahullah dalam Syarh Riyadhish Shalihin berkata :
โMaksud (dibelenggulah para syaithan) adalah jenis maradah (yang paling durhaka) di antara mereka. sebagaimana telah disebutkan dalam riwayat lain. Sementara yang dimaksud dengan Al-Maradah adalah : yaitu para syaithan yang paling besar permusuhan dan kebencianya terhadap anak Adam.โ ([4])
Namun ada sebagian โulama yang memberikan lain dari yang kami sebutkan di atas, antara lain Al-Imam Al-Hulaimi, beliau berkata :
โyang dimaksud adalah para syaithan pencuri berita (dari langit). Tidakkah engkau perhatikan Rasulullah menyebut (( ู ุฑุฏุฉ ุงูุดูุงุทูู ))ุ (para syaithan yang sangat durhaka) karena bulan Ramadhan adalah waktu turunnya Al-Qur`an ke langit bumi, yang upaya penjagaan (terhadap) Al-Qurโan dilakukan dengan cara bintang-bintang (yang dilemparkan), sebagaimana firman Allah Taโala :
(ููุญูููุธูุง ู ููู ููููู ุดูููุทูุงูู ู ูุงุฑูุฏู ) ุงูุตุงูุงุช: ูง
โdan juga sebagai penjagaan (dengan sebenar-benarnya) dari setiap syaithan yang sangat durhaka.โ [Ash-Shaffat : 7] [5])
Sehingga dengan itu pembelengguan semakin diperketat pada bulan Ramadhan, dalam rangka penjagaan yang lebih serius (terhadap Kalamullah). [6])
2. Hadits dari shahabat โAmr bin Murrah Al-Juhani radhiallahu โanhu , beliau berkata :
ุฌุงุก ุฑุฌู ุฅูู ุงููุจู r ููุงู : ูุง ุฑุณูู ุงููู ุฃุฑุฃูุช ุฅู ุดูุฏุช ุฃู ูุง ุฅูู ุฅูุง ุงููู ูุฃูู ุฑุณูู ุงูููุ ูุตููุช ุงูุตููุงุช ุงูุฎู ุณุ ูุฃุฏูุช ุงูุฒูุงุฉุ ูุตู ุช ุฑู ุถุงู ููู ุชูุ ูู ู ู ุฃูุงุ ูุงู : (( ู ู ุงูุตุฏูููู ูุงูุดูุฏุงุก )) [ุฑูุงู ุงูุจุฒุงุฑ ูุงุจู ุฎุฒูู ุฉ ูุงุจู]
Seseorang datang kepada Nabi shalallahu โalaihi wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau jika saya bersaksi La ilaha Illallah dan bahwa engkau adalah Rasulullah, saya melaksanakan shalat lima waktu, saya menunaikan zakat, dan saya bershaum di bulan Ramadhan dan saya laksanakan shalat (pada malam harinya), maka dari golongan manakah aku?
Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam menjawab : โDari kalangan Ash-Shiddiqin dan Asy-Syuhadaโ โ [Al-Bazzar, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban] [7])
Dari keterangan di atas, kita tahu bahwa seorang hamba yang menunaikan shaum Ramadhan dan rajin melakukan Qiyamullail (shalat malam) padanya, maka dia akan digolongkan dalam golongan para syuhada` dan shiddiqin.
3. Hadits dari shahabat Abu Saโid Al-Khudri :
(( ุฅู ููู ุชุจุงุฑู ูุชุนุงูู ุนุชูุงุก ูู ูู ููู ููููุฉ โ ูุนูู ูู ุฑู ุถุงู โ ูุฅู ููู ู ุณูู ูู ูู ููู ููููุฉ ุฏุนูุฉ ู ุณุชุฌุงุจุฉ )) ุฑูุงู ุงูุจุฒุงุฑ
โSesungguhnya Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan (dari adzab An-Nar) pada setiap siang dan malam โyakni di bulan Ramadhanโ dan sesungguhnya setiap muslim memiliki doโa yang mustajab pada setiap siang dan malamโ [Al-Bazzar] [8])
4. Hadits dari shahabat Kaโb bin โUjrah radhiallahu โanhu , bahwa Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam berkata :
(( ุงุญุถุฑูุง ุงูู ูุจุฑ )) ูุญุถุฑูุง ููู ุง ุงุฑุชูู ุฏุฑุฌุฉ ูุงู : (( ุขู ูู ))ุ ููู ุง ุงุฑุชูู ุงูุฏุฑุฌุฉ ุงูุซุงููุฉ ูุงู : (( ุขู ูู ))ุ ููู ุง ุงุฑุชูู ุงูุฏุฑุฌุฉ ุงูุซุงูุซุฉ ูุงู : (( ุขู ูู ))ุ ููู ุง ูุฒู ูููุง : ูุง ุฑุณูู ุงููู ููุฏ ุณู ุนูุง ู ูู ุงูููู ุดูุฆุง ู ุง ููุง ูุณู ุนูุ ูุงู : (( ุฅู ุฌุจุฑูู ุนููู ุงูุณูุงู ุนุฑุถ ููุ ููุงู : ุจุนุฏ ู ู ุฃุฏุฑู ุฑู ุถุงู ููู ูุบูุฑ ููุ ููุช ุขู ููุ ููู ุง ุฑููุช ุงูุซุงููุฉ ูุงู : ุจุนุฏ ู ู ุฐูุฑุช ุนูุฏู ููู ูุตู ุนูููุ ูููุช ุขู ููุ ููู ุง ุฑููุช ุงูุซุงูุซุฉ ูุงู ุจุนุฏ : ู ู ุฃุฏุฑู ุฃุจููู ุงููุจุฑ ุนูุฏู ุฃู ุฃุญุฏูู ุง ููู ูุฏุฎูุงู ุงูุฌูุฉุ ููุช ุขู ูู )) ุฑูุงู ุงูุญุงูู ููุงู ุตุญูุญ ุงูุฅุณูุงุฏ
โHadirlah kalian di sekitar mimbarโ maka kami pun segera hadir. Ketika menaiki tangga pertama beliau mengucapkan โAminโ ; dan ketika menaiki tangga kedua beliau mengucapkan โAminโ; begitu pula ketika menaiki tangga ketiga, beliau mengucapkan โAminโ. Ketika beliau telah turun dari mimbar, kami bertanya : โWahai Rasulullah sungguh kami telah mendengar darimu sesuatu pada hari ini yang belum pernah kami mendengar sebelumnya?โ maka beliau menjawab : โSungguh telah datang kepadaku Jibril, kemudian dia berkata : โCelakalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan namun dia tidak diampuni.โ Maka aku berkata : Amin. Kemudian ketika aku menaiki tangga kedua, Jibril berkata : โCelakalah seseorang yang disebutkan namamu di hadapannya namun dia tidak bershalawat untukmu.โ Maka aku pun mengucapkan Amin. Dan ketika aku menaiki tangga ketiga, Jibril berkata : โCelakalah seorang yang menemui kedua orang tuanya pada masa tua, atau salah satu di antara keduanya, namun (keberadaan) keduanya tidak mampu memasukkan dia ke dalam Al-Jannah.โ Maka aku pun mengucapkan Amin.โ [HR. Al-Hakim] [9]
Dalam hadits di atas, ada sebuah penekanan dari Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan. Sehingga hendaknya setiap mu`min berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Karena apabila dia gagal mendapatkan ampunan di bulan Ramadhan maka dia akan mendapatkan do`a celaka dari malaikat Jibril โalaihis salam dan Rasulullah shalallahu โalaihi wasallam. Semoga Allah melindungi kita semua.
โโโโโโโโโ
[1] Al-Bukhari 1899, Muslim 1079.
[2] Al-Bukhari 4850, Muslim 2846 dari shahabat Abu Hurairah.
[3] HR. An-Nasa`i 2106. dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa`i no. 2106.
[4] Syarh Riyadhish Shalihin karya Asy-Syaikh Al-โUtsaimin, hadits no. 1220.
[5] Konteks ayat tersebut adalah sebagai berikut :
ุฅููููุง ุฒูููููููุง ุงูุณููู ูุงุกู ุงูุฏููููููุง ุจูุฒููููุฉู ุงููููููุงููุจู (6) ููุญูููุธูุง ู ููู ููููู ุดูููุทูุงูู ู ูุงุฑูุฏู (7) ููุง ููุณููู ููุนูููู ุฅูููู ุงููู ูููุฅู ุงููุฃูุนูููู ููููููุฐูููููู ู ููู ููููู ุฌูุงููุจู ุงูุตุงูุงุช: ูฆ โ ูจ
โSesungguhnya Kami telah menghias langit dunia dengan hiasan bintang-bintang, dan juga sebagai penjagaan (dengan sebenar-benarnya) dari setiap syaithan yang sangat durhaka. Agar syaithan-syaithan itu tidak dapat mencuri-curi dengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari (dengan bintang-bintang tersebut) dari segala penjuru.โ [Ash-Shaffat : 6-8]
[6] Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib di bawah hadits no. 999.
[7] Al-Bazzar, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib no. 361, 749, 1003, 2515,
[8] HR. Al-Bazzar. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib no. 1002
[9] HR. Al-Hakim. Asy-Syaikh Al-Albani berkata dalam Shahihut Targhib wat Tarhib hadits no. 995 : Shahih li gharihi. Hadits tersebut diriwayatkan pula dari shahabat Abu Hurairah, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi. Riwayat kedua ini dishahihkan oleh Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jamiโush Shahih bab : At-Tarhib min Ifthar Ramadhan (II/378)
Dikutip dari http://www.assalafy.org/mahad/?p=240, judul asli Fadhilah Shaum Ramadhan ( 2 ))
Sumber: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=1354. Penulis: Redaksi Maโhad As Salafy, Hikmah & Fadhilah (Keutamaan) Shaum
0 comments:
Post a Comment